Tuesday, October 15, 2013

Agama Orang Amerika?

Seorang bayi dibawa menonton pertandingan Football
Kali ini aku tak akan bicara banyak soal keyakinan. Meski judul tulisan ini berbau agama, sebisanya akan kubuat ini menarik, tak memusingkan, tak ada urusannya dengan liberalism dan konservatisme.

Baiklah, ini akan aku mulai dengan apa sebenarnya kegiatan rutin yang dilakukan oleh orang amerika secara umum. Tanpa melihat latar belakang ras, agama, dan suku, orang amerika rata-rata adalah penggila olahraga. Dan, yang aku maksud dengan penggila adalah mereka benar-benar gila dengan olahraga.

Tiap minggu, keluarga-keluarga amerika secara umum meluangkan waktunya untuk menonton pertandingan olahraga. Baik menonton di rumah maupun di stadion, mereka tak jarang akan bersama-sama anggota keluarganya.

Tak jarang kau akan lihat bayi-bayi, anak kecil, orang tua, laki-laki perempuan menyaksikan pertandingan olahraga. Mereka dengan bangga mengenakan jersey tim kesayangan masing-masing.

Dan yang kumaksud dengan jersey bukan hanya untuk yang muda dan yang tua, yang bayi pun ada jersey nya. Bahkan, mungkin dot si bayi juga beratribut tim olahraga kesayangan mereka.

Saking senangnya orang amerika pada tim-tim olahraga di sana, mereka tak segan untuk mengatakan bahwa menjadi pendukung tim lain adalah kesalahan besar dalam hidup. Mereka tak segan-segan saling klain sebagai ‘kaum terpilih’ . Tak ayal, mereka sering saling olok.

Ketika aku belajar di North Dakota State University (NDSU) beberapa tahun lalu, secara langsung aku menjadi bagian dari keluarga ‘Bisons’. Hewan bison adalah mascot dari tim American Football NDSU ini.

Nah, tentang saling ejek, tim rival dari Bisons adalah tim Football dari North Dakota University yang mascotnya adalah Sioux (Baca: Su) yang merupakan nama suku asli Indian di sana. Dalam salah satu yel-nya, tim marching band NDSU sering mengatakan “Sioux Suck Shit!” Hebat benar bukan saling ejeknya?

Beberapa kawanku yang pernah ke luar kota pernah menyatakan perasaan gembiranya ketika mengetahui ada orang lain yang juga mengenakan jersey dari tim NDSU Bison. Kupikir, itu seperti senangnya orang Muslim menemukan Muslim lain di negeri lain seperti Amerika dan orang Kristen yang menemukan sesama Kristen di, katakanlah, Mesir.

Kembali pada soal tim olahraga di AS, karena saking fanatiknya, hampir setiap anggota keluarga di Amerika pasti memiliki jersey dari tim-tim olahraga favorit mereka.

Saking fanatiknya juga, kadang kalau ada seseorang yang memakai jersey dari tim yang bukan favorit dari daerah tempat tinggalnya, hal itu akan segera jadi bahan perbincangan. Kalau pelakunya anak muda, mungkin dia bisa jadi bahan ejekan di sekolahnya.

FYI, fanatisme pada tim olahraga ini bukan terjadi pada orang per orang. Yang suka dan fanatic pada tim A bisa jadi satu daerah atau state. Tak seperti di Indonesia yang siswa satu kelas saja sering kali punya tim favorite yang berbeda-beda.

Akan tetapi, sefanatik-fanatik mereka pada olahraga, mereka tak akan menggunakan itu untuk ajang konflik. Mereka tetap oke dengan pilihan orang lain. Soal ejek mengejek, ya hanya berhenti di situ. Tak akan ada kontak fisik yang macam-macam.

Fanatiknya orang Amerika ini lah yang mungkin membuatku lebih ingin menyebut itu seperti ‘agama’ bagi mereka. Atribut apapun akan mereka beli untuk membuktikan bahwa dedikasi mereka pada tim diakui. Bahkan, saat tim favorit mereka kalah berulang-ulang, mereka akan tetap mendukung, membeli tiket dan datang ke stadion.

3 comments:

  1. Jadi ingat pas superbowl taun lalu. Ya ampun semua orang pada bahas itu, bahkan prof di kelas intro to fiction juga ikutan.
    Akunya cuma dengerin mereka dengan wajah -__-


    Aku suka gayamu Cid (Tricky title is tricky). Keep it up! :D

    ReplyDelete
  2. Wah, kau di sana ya pas superbowl? Mantab itu! Hehe thank you Mal!

    ReplyDelete