Thursday, November 4, 2010

Pemuda demi Bangsa

ilustrasi (images.plurk.com)
Woy, nantang lo
Mau apa lo
Hyaaaa…
Hyaa….ciatt, ciatttt

Kadang saya melihat acara berita itu miris. Ada berita tentang anak muda ya masih SMA, tawuran. Saling lempar batu, saling pukul, saling ejek, aduh apalagi…

Yang sangat membuat saya gelisah itu ketika mereka berkelahi menggunakan seragam sekolah. Dalam pikiran saya, apa anak ini tidak diajarkan etika? Tentu sudah diajari. Inilah yang membuat pendidikan di negeri ini menjadi ironis. Kamu tahu maksudnya?

Setahu saya pendidikan mengajarkan cara hidup yang bersahaja, bermartabat dan yang penting damai. Damai tentu mengandung makna ketentraman dalam menjalin hubungan dengan yang lain. Ya dasar manusia kan makhluk sosial, jadi have a relationship dengan orang lain itu wajar, bahkan mungkin wajib, wajib ain. Kayak ibadah aja mas…

Tapi di lapangan, nyatanya banyak terjadi perbedaan. Apa yang diajarkan dalam pendidikan ternyata tak dipraktikkan. Inilah yang saya sebut ironis. Berbeda antara konsep dan implementasi. Yang lebih membuat ironis lagi adalah tawuran pemuda itu terjadi antar sesama warga Indonesia. Aduh, masalah Indonesia itu banyak, Mas, jangan nambah masalah lagi donk.Huh…

Sebenarnya apa yang tawuan itu sadar akan hal ini? Aku yakin mereka tahu. Tapi keinginan untuk melaksanakan apa yang telah mereka ketahui itu belum dilakukan. Tentu banyak faktor yang menyebabkannya. Kejiwaan yang labil pada pemuda mugkin menjadi penyebab utamanya. Mereka mudah tersinggung. Tapi juga suka menyinggung. Irons lagi kan?

Saya ingat pesan Aa Gym, kalau kita mau hidup damai dan tentra serta aman jaya, jangan mudah tersinggung, juga jangan mudah menyinggung. Mudah kan? Ya bagi saya hidup itu sedikit masa bodohlah. Tentunya masa bodoh yang positif.

Selain itu, bagi saya, mungkin mereka tak pernah tahu perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Boro-boro tawuran, penjajah sadis masih berkerkeliaran. Mereka tak pernah bersibuk diri saling singgung sesama warga Indonesia. Yang ada di pikiran mereka hanya bagamana bangsa merdeka. Ingat, kemerdekaan bangsa ini juga berkat sumbangsih pemuda.

Mereka itulah,meminjam istilah Anies Baswedan, adalah pemuda yang tutas. Pemuda yang tuntas dengan urusan pribadinya. Tak ada dipikiran mereka, urusan-urusan diri yang individual. Semangat mereka adalah bagaimana bangsa ini bersatu. Saharusnya itu yang kita contoh saat ini.

Bahkan Bung Karno pernah berseloroh bahwa ia bisa mengguncang dunia kali bersama pemuda. Ini berarti beliau mengerti betul bahwa pemuda ini adalah asset bangsa yang berharga. Eh..kitanya malah memble…

Pendidikan telah member kita bekal etika. Etika yang penuh nilai-nilai yang berbudaya. Kalau terus membuat keonaran, bagi saya, kasihan sama pejuang zaman kemerdekaan itu. Kalau saja mereka masih hidup, tentu mereka menangis dihadapan kita. Menangisi ke-bodoh-bin-bego-an kita karena tak punya etika dan penghargaan atas jasa pahlawan.

Mari mengisi masa muda dengan hal-hal yang bermanfaat buat bangsa dan negara. Sepuluh sampai lima belas tahu ke depan adalah milik kita. Kalau tak ada bekal, mau jadi apa? Bangsa Indonesia telah menitipkan maa depan ini pada yang muda.

Maka dari itu, mulai dari sekarang, mari kita bekali diri dengan ilmu dan sikap yang beretika demi bangsa.



6 comments:

  1. iya saya juga merasa risih melihat tayangan soal tawuran antar pelajar atau bahkan mahasiswa. mereka kan tugasnya belajar, kenapa malah berantem cuma krn hal sepele sih -______-"

    ReplyDelete
  2. Itulah kenapa para anggota DPR pada akhirnya memutuskan untuk belajar etika ke Yunani, soalnya dulu pas sekolah ga belajar kaya gituan *dasar udah pada gila semua!!*

    ReplyDelete
  3. seharusnya memang pendidikan menjadikan kita bisa lebih beretika dalam bersikap ya...
    kalo ga mau njinggung ya jangan nyinggung
    saling jaga sikap aja ya kan... :)

    ReplyDelete
  4. buat teh Clara:
    memang sebabnya kompelks teh... ya dengan tulisan begini setidaknya bisa saling mengingatkan...

    buat Teh Soesan:
    hahahah... bisa-bisa aja

    buat teh Maiank:
    itu sikap yang harus dibawa ke mana-mana... setidaknya dunia ini akan tenang

    ReplyDelete
  5. BetuL...betul skrang percuam memaknai hari pemudalah kartinilah apalah gag ada guna...

    Mungkin yg pertama adalah pendidikan ahlak... Mkannya Islam itu sellu mengutamakn bimbingan ahlak agar tidak terjadi hal spti ini,..

    maaf jadi komnt panjang gpp kan?? hehhe
    Yg aku liat bukan itu saja bahkan skrang yg namanya demo, dari anak kecil sampai wanita berjilbab... entah apa yg ada dipikiran mereka.. JUjur Klo saja mereka pintar menempatkan emosi pasti gak ada demo dlLL.... yah walaopun pemrthan kita aneh...
    Klo aku lebh baek bertindaknya bukan pada demo.... karna gak ada pengaruhnya,,, hehee

    ReplyDelete
  6. Uncle Ocid, ko ga ada postingan baru seh? Lagi sibuk banget yah kuliahnya??

    Btw Zahia ada hadiah duren buat Uncle. Diambil langsung yah di rumah Zahia. Moga2 suka. Thanks :-)

    ReplyDelete