Tuesday, February 16, 2010

Terangisme

Semua orang berhak untuk mendapat kesuksesan, tanpa terkcuali saya ataupun Kamu. Dimana ada kesempatan, bila itu diambil dan dijalani dengan sungguh-sungguh, Insyaallah, sang Khalik akan memberi kelonggaran jalan bagi kita untuk berhasil. Nah, ketika berhasil, seringkali kita pun ingin memberi tahu keberhasilan kita pada orang lain.

Alasannya umumnya ada dua. Pertama mau gembar-gembor menyombongkan diri . Sementara itu, kedua, dengan tulus berniat membagi pengalaman tanpa ada rasa sombong. Hayu, biasanya kamu yang mana? Saya jujur, seringkali alasan yang pertama yang saya lakukan. Namun, saya tetap terus berusaha untuk mengalihkannya ke alasan yang kedua. Dan, saya sangat menyarankan Kamu untuk melakukannya juga. Ngga ada untungnya sombong tu….

Nah, sekarang kita beralih pada bagaimana respon dari gembar-gembor keberhasilan tadi. Coba simak percakapan ini.

Eh dia kemaren dapat juara menulis lho….
Ya terang aja, lha wong dia bla…bla…bla (ngga usah disebut, terlalu banyak kata negatif, ngga bisa diungkapkan)

Eh, gue tadi masuk final abang-none Jakarta…..
Ah, terang aja elu kan bla…bla…bla…

Inilah gejala terangisme. Ketika seseorang mendapat keberhasilan, seringkali kita langsung nyerocos “terang aja…dia bla..bla, terang aja lha wong dia itu pake ilmu bla..bla..bla, dan terang-terang yang lain”. (BTW, saya ini mendapat kata terangisme ini dari Pak Mario Teguh, tepatnya saat ada iklan acara beliau di TV)

Memang sulit bagi kita untuk mengakui keunggulan teman atau siapapun. Jujur saja, dasar manusia, inginnya tu dia sendiri yang berhasil. Ya ngga..? ketika ada teman yang sukses, sering kita langsung mencari sisi negatif dari kesuksesan tersebut. Kadang kita malah meragukan akan kesuksesan tersebut. Inilah saat kita itu ‘dibutakan’ oleh pikiran negatif (negative thinking). Padahal, belum tetnu kita bisa melakukannya. Orang-orang seperti ini tu adalah orang yang sibuk mengoreksi orang lain sementara dirinya sendiri tak diurusi. Kuman diujung monas kelihatan, sementara dinosaurus di depan mata ngga tahu.

Apa ini buruk? Jawabnya, buruk sekali. Banyak pakar motivasi yang menyatakan bahwa sekali kita ber-positive thinking, maka pikiran positif-pikiran positif lain akan mengikuti. Namun, buruknya, ini juga beraku kebalikannya. Sekali berpikir negatif, maka yang ada dalam otak kita itu negative thingking melulu. Kalau begitu, apapun yang ada dihadapan kita itu semua kita pandang negatif. Teman sukses dipikir curang, teman dapat nilai bagus dikira nyontek, ada teman ngelihat, dikira nantangin…

Gejala-gejala terangisme ini harus kita buang jauh-jauh. Jangan sampai dalam pikiran kita terbesit negative thinking. Kita harus memandang apa yang dicapai sesorang tu sebagai motivasi bagi diri kita untuk menyamai bahkan melebihinya, bukan malah meragukan dan berpikir yang tidak-tidak.

Oleh karena itu, Yuk, ngilangin negative thinking dari otak kita! Hilangkan gejala-gejala terangisme yang muncul. Biarkan pikiran ini dipenuhi oleh pikiran positif –pikiran positif yang akan membuat kita menjalani hidup dengan mudah.


Tulisan ini, selain sebagai tulisan lepas, juga diikutsertakan Djarum Black Blog competition Vol. 2. Event ini diadakan oleh PT Djarum yang memproduksi Djarum Black Menthol dan Djarum Black Slimz.



*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya

No comments:

Post a Comment