Tuesday, February 16, 2010

Teman atau Sahabat

Eh, aku kemaren aku diaudit anak buah kamu, gede banget pajaknya….
Tapi bisa diatur kan…? (kamu kan temanku..)sambil menyodorkan satu amplop yang tentunya berisi uang segebeg

Saya mendapati percakapan tersebut dalam iklan Dirjen Pajak dan semoga anda juga melihatnya. Dari percakapan tersebut tersirat pesan bahwa seorang meminta bantuan yang negatif (minta diringankan pajaknya) atas dasar pertemanan. Dia (yang mminta keringanan pajak) menganggap karena pertemanan, semua bisa diatur, bisa dikendalikan. Tapi untungnya si pegawai pajaknya tidak setuju dan akhir cerita, foto pertemanan mereka sewaktu kecil jatuh dari cantolannya dan pecah.

Dalam hidup ini memang seseorang perlu memiliki teman. Sesuai dengan konsep bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang memerlukan manusia lain dalam mengarungi kehidupan, maka sudah lumrah kalau kehadiran teman memang sangat diperlukan.

Teman merupakan tempat kita berbagi. Berbagi ide, berbagi pendapat, berbagi informasi, sampai berbagi makanan. Dengan teman kita bisa bekerja sama dalam menghdapi ujian hidup ini. Dalam sebuah pelatihan, saya mendapat sebuah ilmu bahwa ketika dua orang bekerja sama dalam melakukan sesuatu, dan masing-masing menyumbangkan satu energi, maka energi yang muncul bukan dua tetapi tiga. Percaya atau ngga sih terserah…tetapi, karena begitu besarnya arti sebuah teman, yuk cari teman!

Kesetiaan atau loyalitas perlu hadir dalam sebuah pertemanan untuk menjaga keberlangsungan pertemanan itu sendiri. Dengan loyalitas, timbul rasa saling mempercayai sehingga apapun yang dihadapi, tidak ada rasa ragu atau curiga atas kemampuan seorang teman dalam membantu kita. Teman pun juga bersikap seperti itu terhadap kita. Namun, sebuah pertemanan belum tentu bisa menjamin arahnya ada hal yang positif. Karena, tukang copet dalam beraksi juga bekerja sama dengan teman, perampok pun tidak merampok sendirian.Nah, kalau begitu ..?

Pertemanan harus berlanjut ada sebuah persahabatan. Kegiatan-kegiatan positif adalah tujuan sebuah persahabatan. Seorang yang telah menjadi sahabat tidak akan membiarkan sahabatnya kelaparan sementara ia menikmati kekenyangan, tidak akan membiarkan sahabatnya terjun ke jurang kegagalan sementara ia merangkak naik tangga kesuksesan. Ketika sahabatnya tersakiti, ia pun merasa sakit, ketika sahabatnya sukses, ia pun ikut tertawa merayakannya.

Richard Exley pernah menyampaikan bahwa sahabat sejati itu merayakan keberhasilan sahabatnya seolah-olah keberhasilannya sendiri. Teman memag bisa banyak, tetapi masih sedikit yang bisa jadi sahabat.

Sekarang, sudah berapakah teman Anda? Berapapun jumlahnya, yang penting mari mulai sebuah pertemanan yang sehat dan positif untuk menuju sebuah persahabatan yang sejati.

Tulisan ini, selain sebagai tulisan lepas, juga diikutsertakan Djarum Black Blog competition Vol. 2. Event ini diadakan oleh PT Djarum yang memproduksi Djarum Black Menthol dan Djarum Black Slimz.



*sumber gambar bisa diklik langsung pada gambanrnya

No comments:

Post a Comment